Tayangan Sampah Berdampak Buruk bagi Anak

Tayangan televisi juga berpengaruh dalam perubahan sikap dan sifat remaja. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai banyak tayangan televisi saat ini yang memberi dampak buruk bagi perilaku anak dan remaja.

“Termasuk televisi juga banyak tayangan sampah. Sementara di sisi lain tidak ada tayangan alternatif yang diberikan yang cocok dan baik untuk anak,” kata Ketua KPAI Asrorun Ni’am Sholeh ketika berkunjung ke kantor redaksi INILAHCOM, Selasa (18/3/2014) petang.

Ni’am menyayangkan saat peran pemerintah dalam menangani tayangan negatif ini hanya sebatas melarang atau memblok. Sementara pemerintah juga tidak memberikan alternatif atau pilihan program yang ramah dan baik untuk anak.

“Dorongan kita yaitu agar pemerintah memberikan konten-konten alternatif, peran pemerintah kan seringkali sifatnya negatif, hanya melarang, memblok. Tapi disisi yang sama secara kreatif juga seharusnya menyajikan pilihan, inilah loh alternatif yang cocok dan baik untuk remaja,” ujar dia.

Ia mengakui, sejumlah tayangan yang memuat sisi pendidikan tapi juga sekaligus menghibur sangat jarang produksinya di dalam negeri. Kalaupun ada dari luar, harganya juga mahal. Tapi menurut Ni’am, seharusnya hal itu bukan masalah jika pemerintah yang mengupayakannya.

“Dalam bayangan saya, kenapa gak pemerintah membeli hak siaran itu lalu kemudian dishare ke media yang lain, itu kemudia menjadi tayangan alternatif yang baik untuk anak,” papar dia.

Selain televisi, menurut Ni’am, media sosial dan juga kemudahan untuk menggunakan teknologi dan mengakses informasi di internet juga turut memberi pengaruh terhadap perubahan sikap dan budaya remaja. Namun, menurut dia, kemajuan ini tidak dibarengi pengembangan karakter anak sedini mungkin.

“Ada defisit karakter di dunia anak-anak karena dari sisi supporting pengembangan karakter minim, tapi disis lain supporting kehidupan dan teknologi terlalu besar,” ujar dia.

Exit mobile version