Top! Pimpinan DPR Dukung KPAI Awasi Anak-Anak yang Ikut Demo Tolak Full Day School

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Taufik Kurniawan yakin ujaran kasar berupa ‘bunuh menteri’, yang diduga dilakukan sekelompok anak dalam aksi damai menolak full day school tidak berdiri sendiri.

“Saya yakin itu tak murni dari anak itu karena dia kertas putih, tergantung siapa yang menuliskan itu. Kita masih ada kesempatan dan optimis, orangtua mendidik dalam hal ini KPAI,” kata Taufik kepada Okezone di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (16/8/2017).

Ia meyakini sepenuh hati bahwa anak-anak ibarat lembaran putih yang masih suci. Namun, ia menduga terjadinya ujaran kasar tersebut dilatarbelakangi oleh sesuatu yang ada dibelakangnya.

Taufik juga mendukung langkah Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang memberikan perhatian terhadap adanya peristiwa itu. Menurutnya, itu merupakan bentuk pengawasan lembaga negara yang merupakan kewajibannya.

“Saya mendukung KPAI melakukan pengawasan maupun pembinaan konseling terhadap anak-anak kita, sehingga kemajuan informasi yang sangat dahsyat ini anak-anak kita menjadi tahan uji terhadap situasi perkembangan zaman yang tanpa batas,” ujar Taufik.

 (Baca juga: Salut! Dedi Mulyadi Punya Konsep Full Day School Berbasis Madrasah Diniyah)

Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menilai tayangan video yang menggambarkan sejumlah anak-anak melakukan aksi seraya melontarkan ujaran kasar ‘bunuh menteri’ sangat keterlaluan.

Ya, video itu diketahui merupakan aksi damai penolakan kebijakan full day school di Lumajang, Jawa Timur. Kendati acara utamanya adalah istighosah, namun terselip aktivitas di luar acara tersebut yang kemudian viral di media sosial.

“Menurut saya itu keterlaluan,” kata Fadli.

Fadli menduga ada pihak-pihak yang menghasut sehingga sekelompok anak-anak nekat melontarkan ujaran yang tidak sepatutnya tersebut.

“Mungkin mereka ada yang menghasut, harus diteliti siapa yang ada dibelakangnya,” tegas dia.

Kendati demikian, ia yakin bahwa anak-anak tidak mungkin berani melontarkan kalimat tidak patut tersebut apabila tidak ada yang menghasutnya.

“Saya kira kalau anak-anak itu murni tidak mungkin lah seperti itu,” tuturnya.

Karenanya, ia meminta video tersebut segera diusut dan mencari dalang di balik terjadinya ujaran kasar anak-anak itu.

“Harus diusut, dilihat siapa yang ada dibelakangnya,” pungkas dia.

Sebelumnya, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Sitti Hikmawatty menyayangkan terjadinya aksi anak-anak yang melontarkan ucapan ‘bunuh menteri’ dalam aksi damai penolakan kebijakan full day school.

Dalam video berdurasi 1 menit 3 detik yang viral di media sosial, tampak terlihat sejumlah anak-anak‎ yang menggunakan baju koko, sarung, kopiah, melontarkan ujaran kasar itu seraya meneriakkan takbir dan membentangkan spanduk.

“Dengan adanya ucapan tidak patut dari anak-anak tersebut, KPAI prihatin adanya pihak-pihak yang sengaja memanfaatkan anak untuk kepentingan tertentu, seolah rasa kasih sayang di antara sesama anak bangsa sudah mulai luntur,” ucap Sitti dalam siaran persnya, Senin 14 Agustus 2017.

Exit mobile version